BUKITTINGGIPOS.COM –
Oleh : M. Nur Idris Sati Bagindo
Selasa 22 Desember 2020 ini, Kota Bukittinggi sudah memasuki usia yang Ke-236. Dari segi usia Kota Bukittinggi tergolong sudah tua. Pahit getir menerpa silih berganti mewarnai perjalanan zaman menjadikan Kota yang berjuluk kota wisata ini kian tegar.
Penetapan hari jadi Kota Bukittinggi pada tanggal 22 Desember 1784 didasarkan pada perubahan nama pasar sebagai pusat keramaian kota yang semula bernama “Bukik Kubangan Kabau” (karena dahulunya tempat ini memang sering dijadikan sebagai tempat mengembalakan kerbau), menjadi “Bukik Nan Tatinggi”, yang kemudian lebih populer disebut Bukittinggi.
Menurut penelitian para ahli sejarah, pada tanggal 22 Desember 1784, diadakan pertemuan besar berupa rapat adat seluruh Penghulu Nagari Kurai. Pangulu Nan Salingka Aua, Saadaik-Salimbago ini membuat kesepakatan untuk mencarikan nama pasar yang telah menjadi urat nadi Nagari Kurai waktu itu. Dalam rapat adat tersebut dihasilkan keputusan untuk menyebut Pasar Nagari Kurai dengan sebutan “Bukik Nan Tatinggi”, yang kemudian populer dengan sebutan Pasar Bukittinggi.
Pimpinan daerah kota Bukittinggi sejak berdiri hingga saat ini, baik sebagai pejabat sementara (Pjs) atau sebagai pejabat (Pj) maupun sebagai Walikota sudah 25 orang sejak masa Bermawi Sutan Rajo Ameh dan sekarang Ramlan Nurmatias. Luas kota Bukittinggi 25,24 Km2 dengan jumlah penduduk 118.652 jiwa yang tersebar pada tiga wilayah kecamatan yakni; Kecamatan Mandiangin Koto Selayan (MKS) 49.910 jiwa, Kecamatan Guguk Panjang (GP) 43.338 jiwa dan Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh (ABTB) 25.404 jiwa.
Pertumbuhan penduduk dan perkembangan wilayah sebenarnya mengharuskan wilayah Kota Bukittinggi perlu diperluas, namun perluasan sebagaimana diharapkan seperti melalui PP Nomor 84/1999 sulit untuk diwujudkan. Karena belum adanya kesepakatan antara Pemerintah Daerah Kabupaten Agam dengan Pemerintah Kota Bukittinggi. Sehingga saat ini tidak jelas ujung pangkal dari PP 84/1999, “hidup segan mati tak mau”.
Peringatan Hari Jadi Kota (HJK) Bukittinggi tahun ini menarik untuk disimak setidaknya dalam dua hal; Pertama, peringatan HJK saat kini diadakan ditengah kondisi daerah dalam suasana pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2 Maret 2020 lalu. Kedua, HJK kali ini menjadi masa jabatan terakhir kepemimpinan pasangan Walikota dan Wakil Walikota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias dan Irwandi untuk periode 2015-2020.
Karena Kota Bukittinggi tengah dilanda pandemi Covid-19, maka pelaksanaan peringatan HJK tahun ini digelar secara berbeda. Kalau sebelum pandemi Covid-19, maka acara peringatan HJK didahului dengan berbagai kegiatan untuk memeriahkannya. Mulai tingkat kelurahan, kecamatan dan sampai pada tingkat kota, berupa lomba dan berbagai kegiatan pendukung lainya sampai pada acara puncaknya Rapat Paripurna DPRD Kota Bukittinggi.
Menarik lainya dari HJK tahun ini adalah akan berakhirnya masa kepemimpinan pasangan Walikota dan Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmatias dan Irwandi periode 2020-2025 yang tepatnya akan berakhir pada 17 Pebruari 2021. Selanjutnya kota yang berudara sejuk ini akan dipimpin oleh Walikota dan Walikota Bukittinggi terpilih hasil Pilkada 2020 yakni Erman Safar dan Marfendi. HJK kali ini pun diharapkan akan menjadi momentum lahirnya suasana cair setelah hiruk-pikuk pasca Pilkada Bukittinggi 2020. “Biduak Lalu Kiambang Batawuik”.
Lima tahun kepemimpinan Ramlan Nurmatias dan Irwandi dalam memimpin Kota Bukittinggi patut dberikan apresiasi. Berbagai pondasi dan kerangka pembangunan kota sudah dilakukan untuk bersaing maju dengan daerah kota/kabupaten lainnya di Indonesia. Program-program Pemerintah Kota Bukittinggi pun digalakkan demi mensejahterakan masyarakat, memberikan kenyaman masyarakat dan penataan kota yang baik.
Perubahan berbagai pekerjaan infrastruktur untuk perbaikan fasilitas publik terus dilakukan, mulai perbaikan trotoar, penyediaan sarana air bersih, pembenaah perparkiran, penataan mempercantik taman kota sebagai ruang terbuka hijau untuk tempat bermain anak sebagai tuntutan kota layak anak, pembangunan berbagai gedung pemerintahan untuk mempermudah layanan publik.
Keberhasilan kepemimpinan Walikota dan Wakil Walikota Ramlan Nurmatias dan Irwandi memang belum bisa dilihat secara kasat mata. Artinya, pembangunan secara fisik sebenarnya memang belum banyak dilaksanakan dan penyebaran perbaikan infrastruktur dan tingkat kesejahteraan yang adil bagi masyarakat juga masih belum merata. Hal ini wajar, karena 5 tahun waktu yang diberikan dan efektif bagi keduanya untuk bekerja hanya 3,5 tahun.
Setahun untuk perbaikan penyusunan dan mengerjakan pekerjaan rumah dari kepempinan sebelumnya dan setahun terakhir disibukan karena keduanya maju dalam pilkada 2020. Warisan pekerjaan rumah mengharuskan keduanya menghadapi banyak persoalan-persoalan yang kini sudah dibenahi satu-satu seperti; kebersihan dan penangan sampah, penghijauan kota, pelayanan kesehatan, penyelenggaraan pendidikan, penataan PKL, penataan parkir, mencari peluang PAD, manata kesejahteraan pegawai, mengembalikan fungsi fasum dan serta berbagai persoalan lainnya yang disampaikan sewaktu janji kampanye.
Menjalankan roda pemerintahan dan melayani semua harapan masyarakat tentu tidak semudah membalikan telapak tangan. Namun kepemimpinan keduanya telah mampu menjalankan amanah ini dengan baik. Pembangunan RSUD, pembangunan pendestrian jam gadang, pembangunan 15 buah gedung sekolah SD dan SMP, pembangunan gedung Puskesmas, pembangunan kantor pemerintahan Satpol PP dan kantor Lurah serta Mall Pelayanan Publik, dan pembangunan serta rehab infrastruktur lainnya menjadi bukti hasil kerja mereka.
Pada sisi lain, kota ini telah menerima 527 buah penghargaan tingkat nasional dan regional selama tahun lima tahun dibawah kepemimpinan Ramlan Nurmatias dan Irwandi. Mulai penghargaan Adipura sebagai kota bersih yang sudah 20 tahun tidak pernah diterima lagi, penghargaan opini WTP berturut-turut selama enam tahun, dan terakhir menerima Penghargaan dari KPK-RI katagori sebagai kota dengan indeks pencegahan korupsi awal Desember lalu, sekaligus mendapatkan reward Dana Intensif Daerah (DID) sebesar Rp. 9,62 miliyar.
Penghargaan dari KPK-RI pada awal Desember lalu menjadi kado istimewa penutup masa jabatan kedua putra Kurai Bukittinggi ini. Penghargaan ini sekaligus sebagai bukti bahwa mereka sudah bekerja maksimal tanpa adanya kasus korupsi selama 5 tahun, yang oleh sebagian orang dijadikan sebagai fitnah untuk menjatuhkan nama keduanya.
HJK Kota Bukittinggi kali ini dirayakan bertepatan dengan pasca Pilkada Bukittinggi 2020 dan akan berakhirnya kepemimpinan Walikota dan Wakil Walikota Bukittinggi periode 2020-2025. Karena sudah ada penetapan KPU atas Pilkada Bukittinggi 2020, kami mengucapkan selamat kepada pasangan Erman Safar dan Marfendi. Pilkada telah usai tidak ada lagi pendukung nomor 1, nomor 2 atau nomor 3.
Pilkada yang kita lewati merupakan ajang perdebatan legal dan konstitusional, Orang tua kita telah mengajarkan perbedaan itu hal yang biasa dan setelah itu kita berbaikan kembali. “di laia kito batuka, di bathin kito paham sasuai, kito basalisiah bak kilangan, batingkah bak talempong, sungguhpun batalun bak bagandang, buni disiko mangko elok, disinan lagu mangko dapek”. Mari kita bersama memajukan Kota Bukittinggi, Biduak lalu, kiambang batawuik. Dirgahayu Kota Bukittinggi Ke-236 dan terima kasih kepada Pak Ramlan dan Irwandi***