Rupiah memulai perdagangan pagi ini dengan performa apik, menguat signifikan meninggalkan zona Rp15.900-an di pasar spot.
Dilansir dari Bloomberg Technoz, Kamis, 28 November 2024, sentimen global yang cenderung bullish setelah rilis data inflasi PCE (Personal Consumption Expenditures) Amerika Serikat semalam menjadi salah satu pendorong penguatan ini.
Hari ini, rupiah spot dibuka menguat 0,41% ke Rp15.865 per dolar AS. Penguatan ini menjadikan rupiah sebagai mata uang Asia terkuat pagi ini, diikuti baht Thailand (+0,23%), dolar Taiwan (+0,11%), ringgit Malaysia (+0,09%), dan yuan Tiongkok (+0,03%).
Namun, sebagian mata uang Asia lainnya justru melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang turun 0,22%, won Korea Selatan tertekan 0,16% setelah bank sentral Korea mengejutkan pasar dengan penurunan suku bunga.
Dolar Singapura juga melemah 0,09%, sementara yuan offshore, peso Filipina, dan dolar Hong Kong masing-masing turun tipis 0,04% dan 0,02%.
Pasar Saham dan Surat Utang Domestik
Meski rupiah menguat, pasar saham domestik justru tertekan. IHSG pagi ini dibuka melemah 0,41%. Sementara itu, pasar surat berharga negara (SBN) menunjukkan pergerakan variatif, namun yield (imbal hasil) pada tenor acuan masih naik.
- Yield SBN 2 tahun: Naik 1,2 basis poin (bps) menjadi 6,59%.
- Yield SBN 10 tahun: Naik 4 bps menjadi 6,97%.
Rilis data pendapatan dan belanja AS tadi malam memberikan dorongan bagi pasar. Indeks dolar AS sempat melemah, diikuti penurunan yield Treasury (surat utang AS), yang menarik minat investor ke aset-aset emerging market seperti Indonesia.
Meski indeks dolar pagi ini kembali naik secara terbatas, arus beli di pasar Treasury masih berlanjut, mengindikasikan sentimen pasar yang lebih bullish.
Prediksi Pergerakan Rupiah
Secara teknikal, rupiah berpotensi terus menguat ke level Rp15.850/US$ dan bahkan bisa mencapai Rp15.800/US$ jika berhasil melewati resistance di MA-200. Sebaliknya, jika rupiah melemah, support penting ada di Rp15.950/US$ hingga Rp16.000/US$. Level Rp16.100/US$ menjadi support psikologis terkuat.
Hari ini, perhatian pasar akan tertuju pada data Keyakinan Konsumen di Uni Eropa. Pasar juga masih mencerna laporan inflasi PCE serta risalah rapat The Fed yang dirilis sebelumnya. Ke depan, data aktivitas manufaktur dan ketenagakerjaan AS pekan depan akan menjadi sorotan utama.
Sementara itu, pasar AS hari ini libur dalam rangka perayaan Thanksgiving, dan akan kembali beroperasi pada Jumat untuk menyambut momentum belanja besar Black Friday.
Data terbaru menunjukkan ekonomi AS tetap tangguh dengan pertumbuhan 2,8% pada kuartal III-2024. Pendapatan pribadi tumbuh 0,6% di Oktober, melampaui ekspektasi pasar.***