BUKITTINGGIPOS.COM –Puluhan sahabat Erman Safar-Marfendi, beserta simpatisan dan partai pendukung Erma Safar ikut menyaksikan debat putaran pertama calon Walikota Bukittinggi, di Grand Royal Denai Hotel pada sabtu malam (14/11/2020)
Berjalannan sesi debat. Beberapa pertanyaan mulai dilontarkan moderator, dan semuanya dijawab dengan singkat, padat oleh Erman Safar, salah satunya adalah bagaimana strategi pemberdayaan masyarakat untuk turut mengatasi masalah sampah di kota Bukittinggi.
Erman safar menjawab dengan cerdas “pengelolaan sampah yang memang akan kita lakukan untuk menciptakan Bukittinggi lebih bersih perlu dimulai dari rumah dulu baru ke Pemerintahan. Nantinya kami akan adakan Penambahan armada pengangkut sampah di lingkungan masyarakat tempat tinggal karna itu menjadi perhatian khusus kami dan juga akan mengoptimalkan palayanan kesehatan ditingkat Puskesmas sebagai palayanan terdepan, kesehatan masyarakat, rumah sakit kecil dalam bentuk promotif atau preventif,” jawabnya.
Lanjut, “Untuk itu yang sangat penting adalah bagaimana yang dari aparat terendah itu kita perhatikandan dari pihak pemerintahan, tidak cukup dengan kerja yang begitu berat hanya dengan uang seperti itu, kita akan tingkatkan honorarium mereka,” kata paslon no urut 2
Memasuki sesi ke empat jalannya debat. Pertanyaan demi pertanyaan mulai memanas. Salah satunya pasangan no urut 1 Ramlan Nurmatias mempertanyakan kepada Erman safar tentang pencabutan Perwako 40/41 yang sering dihebohkan oleh paslon no 2.
Erman Safar menjawab dengan lugas, bahwa kami melihat dan menyaksikan kondisi para pedagang apalagi dalam masa pandemi, itu akan menguji pendapatan pedagang dan cenderung menurun, dan Pwrwako 40/41 ini kami hapus dan merevisi setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah kota Bukittinggi yang memang membebani masyarakat kota Bukittinggi.
“Kita akan mendorong pertumbuhan BMD bagaimana mereka bisa menghasilkan dan bermanfaat untuk mengembangkan usaha sehingga nantinya akan menjadi sumber penghasilan baru dan dalam konteks pemungutan rertibusi ini masyarakat tidak lagi menjadi alat/sumber utama penghasilan asli daerah.
Terakhir Erman safar menjelaskan “untuk menbangun perekonomian di Bukittinggi perlu ada pebangunan dari 1 meter untuk meninggikan menjadi 10 meter adalah hal yang mudah bagi kami, tapi untuk kesejahteraan dan meningkatkan penghasilan dari 2 juta menjadi 4 juta adalah keahlian kami,” papar Erman Safar. (Linda Sari Yusuf)