BUKITTINGGI – Walikota Bukittinggi, Sumbar, Ramlan Nurmatias mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai wabah Demam Berdarah Dengue (DBD). Jika tanda mulai ada, harus segera dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat.
DBD merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Gejala DBD dimulai dengan demam selama 2-7 hari dan dapat disertai dengan dua atau lebih tanda lain, seperti sakit kepala, nyeri otot dan persendian, sakit belakang bola mata serta ruam atau bintik-bintik merah disekujur tubuh.
Demam ini akan turun pada hari ketiga atau keempat dimana penderita akan merasa lebih baik. Padahal sebenarnya ini adalah fase kritis, dan akan muncul kembali pada hari keenam atau ketujuh (demam seperti pelana kuda). Manifestasi pendarahan lanjutan seperti mimisan, gusi berdarah, muntah dan BAB berdarah.
Untuk itu, kata Wako, mencegah dan mewaspadai DBD lebih baik. Wako mengajak masyarakat melakukan beberapa upaya. Seperti melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) setiap minggu di rumah, perkantoran, sekolah dan bangunan-bangunan, yaitu dengan cara 4 M Plus.
Pertama, menguras dan menyikat bak mandi, WC, dan tempat penampungan air di rumah tangga seperti talang air, dispenser, kulkas dan vas bunga, kedua, menutup tempat penampungan air seperti tempayan, drum dan lain-lain, ketiga, mengubur, membuang dan memusnahkan barang bekas serta keempat, memantau jentik di semua wadah air yang dapat menjadi tempat nyamuk Aedes berkembang biak di dalam maupun diluar rumah.
“Kita juga menggalakkan kembali gotong royong membersihkan lingkungan rumah, perkantoran dan sekolah. Bagi masyarakat yang beraktifitas diluar rumah bisa menggunakan repelant (lotion anti nyamuk) pada pukul 07.00-10.00 wib dan pukul 15.00-18.00 wib,” ujar Wako.
Berkaitan dengan Foging, menurut Ramlan bukanlah menyelesaikan masalah DBD, tetapi hanya untuk memberantas nyamuk dewasa. Sedangkan jentik nyamuk tetap harus dibasmi dengan melakukan 4 M Plus.
“Apalagi foging menggunakan bahan beracun yang dapat menimbulkan efek sampai yang kurang baik pada kesehatan,” ujarnya.***