Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani melakukan rapat membahas dampak perang Iran dan Israel ke RI, Minggu malam. Hal ini terlihat dari unggahan akun instagramnya @smindrawati, Senin (15/4/2024).
“Minggu Malam ini rapat bersama Wamenkeu (Suahasil Nazara) dan para eselon satu terkait,” ujarnya.
Ia mengatakan perkembangan situasi ekonomi dan keuangan global dan tensi geopolitik yang sangat tinggi, bergerak cepat dan dinamis. Ditegaskannya kondisi ini mempengaruhi berbagai indikator ekonomi yang perlu diantisipasi dan diwaspadai.
“APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) akan terus menjadi instrumen yang penting dalam menghadapi gejolak dan dinamika global dan nasional,” tegasnya .
Di sisi lain, ia pun menyinggung pertemuan juga membahas hal lain. Di antaranya persiapan pertemuan G2 hingga Spring Meeting IMF-World Bank.
Sebelumnya, Iran menembak 300 rudal dan drone Sabtu malam waktu setempat. Ini menjadi pembalasan terbaru Iran pada musuh bebuyutannya itu pasca serangan 1 April ke Kedutaan Iran di Suriah.
Israel … mengidentifikasi 300 ancaman dari berbagai jenis dan menghilangkan 99% dari mereka yang menuju tanah Israel,” kata juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagar, dikutip CNBC International.
“Gadis berusia 10 tahun terluka parah oleh pecahan peluru,” tambahnya.
Bukan hanya Iran, serangan juga diberikan faksi-faksi pro Iran di sejumlah negara. Seperti kelompok pejuang Palestina, Hamas, kelompok Hizbullah di Lebanon, kelompok Houthi di Yaman, dan pemerintah Suriah rezim Presiden Bashar Al-Assad.
“Beberapa peluncuran juga dilakukan terhadap Israel dari Irak, Yaman dan Lebanon,” tegas IDF.
Militer Iran sendiri mengonfirmasi serangan. Namun Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, mengatakan bahwa operasi Teheran sekarang “tidak akan melibatkan tindakan lebih lanjut”.
“Pada titik ini, Republik Islam Iran tidak memiliki niat untuk melanjutkan operasi pertahanan, tetapi jika perlu, tidak akan ragu untuk melindungi kepentingannya yang sah terhadap agresi baru,” kata Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian di media sosial.***