Rupiah spot dibuka melemah dalam perdagangan hari pertama pekan ini, Senin 10, Juni 2024, tertekan oleh sentimen pasar global yang memburuk setelah rilis data pasar tenaga kerja Amerika Serikat yang mencatat lonjakan tajam, sebagaimana dilansir dari Bloomberg Technoz.
Rupiah dibuka langsung tergerus ke level Rp16.265 per dolar AS, kemudian semakin melemah ke Rp16.286 per dolar AS, turun 0,56%. Ini menjadikan rupiah sebagai mata uang Asia dengan pelemahan terdalam kedua pagi ini setelah won Korea Selatan yang melemah 0,8%.
Di belakang rupiah, ringgit Malaysia terdepresiasi sebesar 0,52%, diikuti oleh peso Filipina yang turun 0,4%, baht Thailand 0,2%, serta dong Vietnam dan dolar Singapura masing-masing melemah 0,05%. Sementara itu, rupee India dan dolar Taiwan masih menunjukkan penguatan tipis pagi ini.
Pelemahan mata uang Asia pagi ini terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS yang kembali naik ke 105,1. Kejatuhan nilai mata uang Asia, termasuk rupiah, telah diprediksi sebelumnya menyusul tekanan yang dihadapi pasar global pada Jumat pekan lalu setelah data pasar tenaga kerja AS mengumumkan lonjakan besar dalam penciptaan lapangan kerja.
Secara teknikal, nilai tukar rupiah telah menembus rentang koreksi terdekat di Rp16.220 per dolar AS. Target pelemahan selanjutnya diperkirakan akan tertahan di Rp16.250 per dolar AS.
Apabila rupiah kembali menembus level support tersebut, mata uang ini berpotensi melanjutkan pelemahan menuju level Rp16.280 hingga Rp16.300 per dolar AS sebagai support terkuat.
Rupiah menghadapi tantangan signifikan akibat kondisi pasar global yang penuh tekanan, terutama setelah rilis data ekonomi yang menunjukkan kuatnya pasar tenaga kerja di Amerika Serikat. Hal ini meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar terhadap kebijakan moneter yang lebih ketat di masa mendatang.***