Panduan Bagaimana Cara Beternak Cacing Tanah untuk Pemula Sampai Panen

 Panduan bagaimana cara beternak cacing tanah untuk pemula hingga siap panen, sebenarnya gampang-gampang susah.

Seperti kita ketahui, cacing tanah merupakan salah satu komoditi peternakan yang kini banyak dibudidayakan atau diternak untuk saat ini.

Kandungan gizi dan sumber protein tinggi yang terdapat pada tubuhnya, menjadikan cacing tanah sebagai bahan baku untuk suplemen dan obat-obatan.

“Karena tingginya permintaan pasar, budidaya cacing tanah menjadi salah satu peluang usaha yang menjanjikan. Bahkan, tembus ke pasar ekspor,” kata Junaidi, seorang peternak cacing tanah yang sudah banyak memiliki mitra di Pekanbaru.

Berikut ini panduan bagaimana cara beternak cacing tanah untuk pemula sampai panen bagaimana dijelaskan Junaidi.

Cara Beternak Cacing Tanah dari Awal Hingga Panen.

Layaknya peternakan pada umumnya, pada tahap awal, budidaya cacing tanah dimulai dari menyiapkan media yang akan dijadikan sebagai tempat untuk beternak cacing.

Media ternak disiapkan dalam bentuk wadah yang biasanya terbuat dari papan berbentuk seperti bak persegi panjang, dengan ukuran yang menyesuaikan dengan kebutuhan.

“Bak yang dipersiapkan harus lebih dari satu, sebab bak ini akan berfungsi sebagai media indukan, dan media pembesaran. Ukuran idealnya 90 x 50 x 36 cm. Bak ini juga harus dilapisi dengan terpal yang bertujuan agar cacing yang diternak tidak mudah lari,” tuturnya.

Setelah bak, sebagai media ternak selesai, langkah selanjutnya adalah mengisi bak dengan tanah lembab dengan ketinggian 5-10 sentimeter. Tanah ini akan menjadi tempat tinggal cacing untuk berkembang biak.

Adapun tanah yang baik untuk digunakan sebagai media, adalah tanah humus, karena memiliki tingkat kegemburan yang bagus dan memiliki nutrisi yang baik untuk cacing.

Penempatan bak sebagai media ternak juga harus disesuaikan. Tempatkan bak pada lokasi yang terlindungi dari sinar matahari secara langsung, karena cacing sangat sensitif dengan cahaya dan suhu panas.

Setelah bak siap untuk tanah, selanjutnya kita bisa memasukkan indukan-indukan cacing. “Cacing-cacing akan dijadikan sebagai indukan juga perlu diperhatikan kualitasnya, karena akan sangat mempengaruhi hasil panen,” kata Junaidi.

Dia menjelaskan, kita bisa mengambil cacing-cacing ini dari habitatnya langsung, atau membeli indukan yang sudah banyak dijual di pasaran. Indukan ini nantinya akan bertelur dan berkembang biak dengan sendirinya.

“Umumnya, hanya ada tiga jenis cacing tanah yang banyak dibudidayakan di Indonesia.  Ketiga jenis tersebut adalah Pheretima, Perionyx, serta Lumbricus,” tuturnya.

Namun, dari ketiga jenis cacing tanah yang populer, jenis cacing tanah Lumbricus Rubellus merupakan jenis cacing tanah yang disarankan untuk dibudidayakan oleh pemula.

Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan saat pemindahan bibit, yakni menjaga kelembaban pada tanah dengan cara rutin membasahinya dengan air. “Menjaga PH tanah pada tetap di bawah normal, yakni 5,5 hingga 7,5,” ungkapnya.

Setelah memastikan pH tanah kita dapat langsung menyebarkan bibit cacing pada wadah ternak. Selanjutnya rutin memeriksa setiap tiga jam sekali pada hari pertama perkembangbiakan.

“Kita harus memperhatikan gerak-gerik cacing. Apabila ada cacing yang keluar dari tanah dan ingin pergi dari wadah ternak, maka kemungkinan pH tanah tidak sesuai atau kondisi tanah tidak membuat cacing merasa nyaman,” ujar Junaidi.

Selanjutnya, adalah tahapan perawatan dan pemberian pakan. Pemberian pakan harus dilakukan secara rutin agar cacing dapat tumbuh dengan baik dan sehat.

Untuk pakan cacing tanah, yang paling disarankan adalah kotoran hewan ternak seperti kotoran sapi dan kerbau. Selain itu, ampas tahu, sisa sayuran kering atau kompos dari bahan-bahan organik juga bisa dijadikan sebagai pakan cacing.

Termasuk limbah pertanian, tetes, dan probiotik juga merupakan pakan cacing yang dapat membuat cacing cepat gemuk dan sehat.

“Kita dapat menggunakan metode fermentasi, serta memastikan bahwa jenis pakan memiliki struktur gembur, agar cacing lebih mudah untuk memakannya,” katanya.

Pada tahap awal, cacing tanah sudah dapat dipanen pada usia tiga bulan. Jangka waktu ini diukur dari waktu ideal cacing ditetaskan hingga menjadi cacing dewasa. Setelah panen pertama dilakukan, maka durasi panen selanjutnya bisa dilakukan sebulan sekali.

Begitulah panduan bagaimana cara beternak cacing tanah untuk pemula hingga siap panen. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.***

2024-05-12
x

Check Also

BMKG Prediksi Cuaca di Indonesia Sepanjang 2025: Waspada Suhu Panas dan Risiko Kebakaran

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi adanya anomali cuaca yang akan berlangsung sepanjang tahun 2025. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, ...

Exit mobile version