Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan belum ada fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) yang kewalahan menangani pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) meskipun kasusnya meningkat tiga kali lipat dari tahun sebelumnya akibat perubahan iklim.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes, Imran Pambudi, mengonfirmasi bahwa meskipun terjadi peningkatan kasus dan pasien yang dirawat di rumah sakit di beberapa daerah, belum ada laporan tentang kesulitan dalam pelayanan.
Pengelola fasyankes telah mengambil langkah-langkah mitigasi sesuai dengan surat edaran yang telah disampaikan kepada dinas kesehatan dan rumah sakit di seluruh Indonesia pada Januari dan April 2024.
Surat edaran tersebut menyatakan bahwa lonjakan kasus DBD terkait dengan perubahan iklim yang memengaruhi perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD.
Hingga pekan ke-17 tahun 2024, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes mencatat 88.593 kasus DBD dan 621 kematian di berbagai daerah, meningkat lebih dari tiga kali lipat dari tahun sebelumnya.
Kasus DBD dilaporkan dari 456 kabupaten/kota di 34 provinsi, dengan jumlah kematian terjadi di 174 kabupaten/kota di 28 provinsi.
Kota Bandung, Tangerang, Kota Bogor, Kota Kendari, dan Bandung Barat merupakan lima daerah dengan kasus tertinggi, sedangkan kasus kematian terbanyak dilaporkan dari Kabupaten Bandung, Jepara, Kota Bekasi, Subang, dan Kendal.
Total suspek DBD yang dilaporkan mencapai 262.463 kasus berdasarkan laporan dari Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR).
sumber : antara