Korea Utara (Korut) kembali mencari perhatian dunia. Di tengah perang yang berkecambuk di Rusia dan Ukraina serta memenasnya Timur Tengah karena serangan Israel ke Gaza dan konflik Israel-Iran, Pyongyang melakukan simulasi “serangan balasan nuklir”.
Negeri itu menembakkan beberapa rudal balistik jarak pendek Senin waktu setempat. Mengutip media lokal KCNA, Pemimpin Korut Kim Jong Un bahkan turun langsung mengawasi latihan itu.
Menurut AFP Selasa (23/4/2024), KCNA menulis bagaimana Kim memandu latihan taktis gabungan yang menyimulasikan serangan balik nuklir yang melibatkan pasukan artileri roket berukuran sangat besar. Disebut pula bahwa “oket-roket tersebut mencapai sasaran mereka, sekitar 352 kilometer (219 mil) jauhnya.
“Kim … menyatakan kepuasan yang luar biasa,” tulis media tersebut.
Laporan ini dikonfirmasi militer Korea Selatan (Korsel). Senin, rudal disebut terbang di wilayah Pyongyang sejauh 300 kilometer (km) sebelum jatuh di perairan timur semenanjung Korea.
“Provokasi terang-terangan,” kata Korsel mencap tindakan itu.
Tokyo juga mengonfirmasi peluncuran itu. Juru bicara pemerintah mengatakan satu rudal memiliki ketinggian maksimum 50 kilometer (km) dan mendarat di luar ZEE negara tersebut.
Peluncuran tersebut adalah yang kedua dalam waktu kurang dari seminggu yang dilakukan Korut. Jumat lalu, dalam laporan media lokal setempat, pemerintah Kim Jong Un juga menguji “hulu ledak super besar” yang dirancang untuk rudal jelajah strategis di mana militer Seoul juga mengonfirmasi laporan itu.
Para analis meyakini aktivitas Korut ini terkait Rusia. Di mana Pyongyang mungkin melakukan uji coba rudal jelajah sebelum mengirimkannya ke Rusia untuk digunakan di Ukraina.
Klaim ini merujuk pernyataan Amerika Serikat (AS) dan Korsel yang menyinyalir Korut telah mengirimkan senjata ke Rusia, meskipun sanksi PBB melarang tindakan tersebut. Korsel mengklaim Korut mengirim sekitar 7.000 kontainer senjata ke Kremlin.
“Rekam jejak Pyongyang baru-baru ini dalam peluncurannya menunjukkan bahwa Korut sedang berusaha untuk meningkatkan kemampuan teknisnya,” kata seorang analis senior di Institut Unifikasi Nasional Korea, Hong Min.
“Peluncuran hari Senin tampaknya merupakan bagian dari program pengembangan senjata yang memerlukan pengujian dibandingkan yang sudah dikembangkan sepenuhnya,” katanya lagi.
Di 2023, Korut juga melakukan sejumlah uji coba rudal, yang melanggar sanksi PBB sejak tahun 2006, dan meskipun ada peringatan dari Washington dan Seoul. Pyongyang mendeklarasikan dirinya sebagai negara senjata nuklir yang “tidak dapat diubah” pada tahun 2022.
Sumber :CNBC Indonesia