Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi Dahsyat, Kolom Abu Mencapai 5.000 Meter

Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali mengalami erupsi hebat pada Kamis 7 November 2024 pukul 10.48 WITA.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa tinggi kolom letusan mencapai 5.000 meter di atas puncak, atau sekitar 6.584 meter di atas permukaan laut.

“Kolom abu teramati berwarna coklat dengan intensitas tebal ke arah barat daya, barat, dan barat laut. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung,” ungkap PVMBG dalam keterangan resmi mereka.

PVMBG mengingatkan masyarakat dan wisatawan agar tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 7 kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.

Warga juga diminta untuk tetap tenang dan mengikuti arahan pemerintah setempat, serta mengabaikan isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Selain peringatan zona bahaya, PVMBG meminta warga untuk mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di Gunung Lewotobi Laki-Laki, terutama jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

Masyarakat yang terdampak abu vulkanik juga diminta untuk menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut guna mencegah dampak negatif terhadap sistem pernapasan.

Gunung Lewotobi Laki-Laki menunjukkan aktivitas vulkanik yang intens sejak Rabu 6 November 2024 malam.

Pada pukul 18.57 WITA, gunung ini kembali erupsi dengan gemuruh dan lontaran lava pijar sejauh 1.000 meter ke arah utara.

“Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki pada 6 November tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimum 47,3 mm dan durasi 2 menit 52 detik. Letusan ini disertai guguran lava pijar sejauh 1.000 meter dari puncak,” kata petugas Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) Lewotobi Laki-Laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur.

Saat ini, status Gunung Lewotobi Laki-Laki masih berada di Level IV atau Awas. Petugas mengingatkan bahwa erupsi ini berpotensi disertai gemuruh dan lontaran lava pijar.

10 Orang Tewas dan Ribuan Terdampak

Erupsi dahsyat yang terjadi pada Minggu 3 November 2024 lalu menyebabkan 10 orang meninggal dunia.

Selain itu, sebanyak 63 warga mengalami luka-luka, dengan ratusan rumah, termasuk empat sekolah dan satu biara susteran, mengalami kerusakan parah.

Data sementara menunjukkan sedikitnya 10.295 jiwa terdampak erupsi ini, dengan rincian 9.479 jiwa di Kecamatan Wulanggitang dan 816 jiwa di Kecamatan Ilebura.

Dari jumlah tersebut, 2.472 jiwa mengungsi di tiga posko, yaitu di Desa Lewolaga, Desa Bokang, dan Desa Konga. Beberapa warga juga memilih untuk mengungsi secara mandiri ke rumah keluarga atau ke wilayah perbatasan Kabupaten Sikka.***

x

Check Also

Pantau Terus Bawang dan Daging Ayam, Daerah Perlu Waspadai Kenaikan Harga Pangan Jelang Nataru

Pemerintah daerah diminta untuk terus memantau dan mewaspadai potensi kenaikan harga pangan di wilayah masing-masing. Terutama menjelang libur Nataru 2024/2025. Menteri Dalam ...