Di Balik Keindahan Pantai Seger Lombok, Ada Kisah Putri Mandalika

Bagi pencinta suasana pantai, Anda wajib berwisata ke Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB). Di sini, terdapat berbagai pantai eksotis yang siap menggoda wisatawan.

Sebut saja Pantai Tanjung Aan, Pantai Mawun, hingga Pantai Pink yang wajib dikunjungi. Terutama pada pertengahan Februari, Anda wajib mengunjungi Pantai Seger, yang berada di Desa Sukedane, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.

Pantainya eksotis dengan air laut biru jernih dan pasir pantainya putih lembut. Namun, di balik keindahan Pantai Seger, ada kisah Putri Mandalika yang sangat menginspirasi.

Setiap tahun, di pantai ini masyarakatnya selalu melakukan ritual Bau Nyale atau berburu Nyale (cacing laut). Ritual ini untuk menghormati Putri Mandalika. Mitos yang beredar mengatakan, nyale adalah bentuk reinkarnasi Putri Mandalika.

Hingga kini, cerita rakyat tentang Putri Mandalika di Lombok menjadi inspirasi tersendiri bagi pelaksanaan Festival Pesona Bau Nyale yang digelar pada 17-25 Februari 2019 di Lombok, NTB.

Legenda putri yang menceburkan diri ke laut dan menjelma menjadi cacing panjang berwarna-warni menjadi kisah imajinasi dan inspirasi bagi pelaksanaan Festival Pesona Bau Nyale yang diharapkan menarik minat wisatawan untuk datang ke Lombok.

Wakil Gubernur (Wagub) NTB Sitti Rohmi Djalilah saat puncak acara Festival Pesona Bau Nyale, di Lombok, Minggu 24 Februari 2019 mengatakan, cerita Putri Mandalika memiliki inspirasi imajinatif yang diambil dari seorang putri yang mengorbankan dirinya demi menjaga kedamaian di bumi Lombok.

“Insya Allah kita bisa ambil hikmah. Yang paling utama, mari kita sama-sama jaga NTB. Jaga kebersihan destinasi. Jangan buang sampah sembarangan. Karena pariwisata bisa menyejahterakan masyarakat,” katanya.

Dia juga menyadari, daerah yang dipimpinnya saat ini memiliki potensi pariwisata besar baik dari sisi alam, adat budaya, hingga cerita masyarakat di dalamnya. “Maka, secara moral kita bertanggung jawab kepada NTB. Modalnya sudah kuat dengan alam yang sangat indah. Mudah-mudahan event ini bisa kita ambil hikmahnya,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Esthy Reko Astuti menyatakan, pihaknya mendukung Festival Pesona Bau Nyale untuk masuk menjadi bagian dari Calender of Event Nasional. Pihaknya juga mengawal langsung pelaksanaan festival untuk memastikan gelaran tahunan itu berjalan dengan lancar.

Bagi Kemenpar, Festival Pesona Bau Nyale bisa menjadi pendorong untuk mengembangkan destinasi NTB dengan Mandalika sebagai andalan. Hal ini diharapkan menjadi pemacu untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan. Terlebih jika eventnya sudah digelar secara rutin sehingga dampak ekonominya terasa langsung bagi masyarakat.

“Kemenpar pernah melakukan survei terhadap dua event, di Bali dan Banyuwangi. Ternyata event yang rutin terlaksana memiliki dampak ekonomi langsung bisa sampai 50 persen bagi event yang sudah digelar puluhan kali,” katanya.

Bahkan, kata Esthy yang juga Ketua Pelaksana Top 100 Calender of Event Nasional itu, event di Banyuwangi yang sudah 10 kali digelar dampak langsung ekonominya terus meningkat dari tahun ke tahun kontribusinya kepada perekonomian setempat.

“Yang kita amati Festival Bau Nyale memiliki rangkaian panjang dengan berbagai atraksi. Dampak langsung dan tidak langsung pasti. Terlebih dari segi promosi,” ujarnya.

x

Check Also

Didik Farkhan Alisyahdi: di Manapun Kita, Harus Punya Legacy Inovasi

BUKITTINGGIPOS.COM – Didik Farkhan Alisyahdi bukan nama baru di dunia kejaksaan. Dengan prinsip yang kuat, ia telah mencatat berbagai prestasi gemilang sepanjang ...