BUKITTINGGIPOS.COM – Seorang pengrajin Baju Basiba Minangkabau asal Bukittinggi Sastrawati yang akrap disapa Upik merupakan sosok perempuan yang mempunyai wawasan,tipikal perempuan yang tak mudah melupakan kisah hidupnya,
Wanita kelahiran Bukittinggi 63 tahun lalu ini menceritakan kembali masa lalunya kepada media ini di Garegeh kecamatan Mandiangin koto selayan kota Bukittinggi, 10/9/2020.
Sastrawati mengungkapkam semasa muda waktu masih menuntut ilmu di PGA (pendidikan guru agama) lalu pindah ke Madrasah Aliyah masjid Raya Bukittinggi dan tamat tahun 1976,ia terinspirasi oleh cerita ibunya yang merupakan sosok pejuang kemerdekaan tentang figur pejuang dan pahlawan dari Minangkabau Sumatera Barat “Rohana kudus’
Cerita perjuangan luar biasa tentang Rohana Kudus itu sebut Sastrawati,telah memotivasi dirinya untuk mandiri pada dirinya sendiri,maka tak mengherankan pada usia 14 tahun ia sudah menguasai ilmu menjahit baju basiba.
‘Saya banyak belajar ilmu baju kuruang basiba ini dari ibu saya yang sangat piawai menjahit serta memberi nasehat perempuan mempunyai peranan penting dalan keluarga.’tuturnya.
Menilik sisi Sastrawati adalah anak seorang pejuang’ kakek sastrawati adalah politikus pada masa jaman kemerdekaan,sedangkan kedua orang tuanya yaitu ibunda bernama Raniah seorang pejuang di masa kemerdekaan sebagai ketua dibagian dapur umum tentara pejuang di koto selayan dan ayahnya Kari Zainuddin seorang pejuang dari gerakan kepanduan Hizbul Wathan( HW).
Sastrawati yang akrab disapa Upik itu berkat kegigihannya hingga sekarang mulai dikenal luas diberbagai kalangan dan masih menerima permintaan baju basiba yang dalam pengerjaannya cukup menemui tingkat kesulitan,seperti ‘lambodi.(dibagian bawah bahu yang tidak dijahit) untuk itu harus dimiliki oleh orang yang mempunyai keahlian khusus.tukasnya
“Semenjak berpisah dari suami pada tahun 1993 lalu takdir saya berperan sebagai orang tua tunggal dengan 7 orang anak yang masih kecil’ waktu itu sibungsu masih dalam susuan.
Alhamdulilah sekarang mereka sudah lepas dan berdikari semua,salah satunya putra tertua Ibra Yaseer anggota DPRD kota Bukittinggi dari Fraksi PKS.” Ulasnya.
Menurut Sastrawati atas usahanya mengolah baju kurung basiba itu bisa mengantarkannya untuk perform di Ajang bergengsi pada ‘International Folk Dance Festival di Mumbai India 9 januari 2020 lalu,membawa nama Indonesia dari Sumatera Barat,pungkasnya.
Harapan kedepan ucap nya lagi semoga pakaian daerah baju basiba itu tetap dilestarikan,jangan sampai budaya kita terjajah oleh budaya lain.”kita menginginkan untuk ibu ibu dan kawula muda di Sumbar andai bepergian untuk pesta pernikahan atau adat memakai baju Basiba’. (nas/jon)