Dipicu Krisis Perdagangan AS-China, Harga Minyak Dunia Jatuh

NEWYORK – Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China menyebabkan harga minyak mentah dunia turun lebih dari satu persen, pada akhir perdagangan Senin atau Selasa pagi WIB.

Hal ini disebabkan produsen-produsen utama Arab Saudi dan Rusia belum sepakat untuk memperpanjang kesepakatan pemotongan produksi, seperti dilaporkan reuters.

Minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, turun 0,73 dolar AS atau 1,4 persen menjadi menetap pada 53,26 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus, jatuh 1,00 dolar AS atau 1,6 persen menjadi ditutup pada 62,29 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Presiden AS Donald Trump mengatakan, dia siap untuk memberlakukan putaran lain dari tarif hukuman pada impor China jika tidak mencapai kesepakatan perdagangan dengan presiden China pada KTT Kelompok 20 (G20) akhir bulan ini.

Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa China terbuka untuk pembicaraan perdagangan lebih lanjut dengan Washington, tetapi tidak ada yang mengumumkan tentang kemungkinan pertemuan.

Impor minyak mentah China merosot ke sekitar 40,23 juta ton pada Mei, dari tertinggi sepanjang masa 43,73 juta ton pada April, data bea cukai menunjukkan, karena penurunan impor Iran yang disebabkan oleh sanksi-sanksi AS dan pemeliharaan kilang.

Barclays bank, dalam sebuah catatan, mengatakan para ekonomnya telah merevisi turun prospek pertumbuhan PDB mereka untuk Amerika Serikat, China, India dan Brasil – negara-negara yang mencakup lebih dari tiga perempat dari asumsi pertumbuhan permintaan minyak mereka untuk tahun ini.

Di sisi pasokan, Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih mengatakan Rusia adalah satu-satunya pengekspor minyak yang masih ragu mengenai perlunya memperpanjang kesepakatan produksi yang disepakati oleh produsen-produsen utama.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan beberapa non-anggota, termasuk Rusia, telah menahan pasokan sejak awal tahun ini untuk menopang harga. Kesepakatan ini akan berakhir pada bulan ini.

Namun, Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan masih ada risiko produsen minyak memompa terlalu banyak minyak mentah dan harga turun tajam. Novak mengatakan dia tidak bisa mengesampingkan penurunan harga minyak menjadi 30 dolar AS per barel jika kesepakatan global tidak diperpanjang.

Banyak negara pengekspor minyak telah mengkonfirmasi bahwa mereka siap untuk mengadakan pertemuan kebijakan dengan OPEC di Wina pada 2-4 Juli ini.

Di Amerika Serikat, produksi minyak mentah telah melonjak, naik ke rekor mingguan di 12,4 juta barel per hari, sementara stok minyak mentah telah naik mendekati level tertinggi dua tahun, menurut data Badan Informasi Energi AS (EIA) pekan lalu.

“Pasar telah melihat tekanan selama beberapa minggu terakhir karena kenaikan signifikan dalam persediaan minyak mentah dan produk di sini, di AS, yang telah menekan harga, karena pasar sekarang menunggu hasil pertemuan produsen OPEC dan non-OPEC yang akan datang,” kata Andrew Lipow dari Lipow Oil Associates di Houston.***

x

Check Also

Hujan Es Landa Arab Saudi, Gurun yang Gersang di Pegunungan Al-Jawf Diselimuti Salju

Cuaca ekstrem yang melanda beberapa wilayah Al-Jawf, Arab Saudi, menciptakan pemandangan tak biasa, di tengah gurun yang gersang itu. Ini sangat ...