Jakarta – Ribuan buruh memadati kawasan Patung Kuda Silang Monas, Gambir, Jakarta Pusat dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day. Dalam aksi ini, terdapat dua tuntutan utama yang disuarakan secara kompak oleh para buruh.
Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, menegaskan bahwa dua tuntutan utama tersebut adalah pencabutan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja dan penghapusan sistem outsourcing serta penolakan terhadap upah murah.
“Dua tuntutan utama yang ditekankan oleh peserta May Day 2024 di seluruh Indonesia adalah pencabutan Omnibus Law UU Cipta Kerja, penghapusan outsourcing, dan penolakan terhadap upah murah,” kata Said Iqbal pada Rabu (1/5/2024).
Menurut Said, terdapat sembilan alasan yang mendukung tuntutan tersebut. Pertama, terkait dengan kembalinya konsep upah minimum yang rendah. Kedua, faktor outsourcing seumur hidup, di mana tidak ada batasan jenis pekerjaan yang dapat dioutsourcing, yang pada akhirnya menempatkan negara sebagai agen outsourcing.
Ketiga, masalah kontrak berulang kali, yang dapat mencapai hingga 100 kali, menunjukkan kontrak seumur hidup. Keempat, adanya pesangon yang minim, yang sebelumnya dua kali lipat pesangon kini hanya setengahnya.
Kelima, PHK yang dipermudah oleh aturan omnibus law, menimbulkan ketidakpastian kerja bagi buruh. Keenam, pengaturan jam kerja yang fleksibel. Ketujuh, pengaturan cuti, yang mengabaikan kepastian upah terutama bagi buruh perempuan yang mengambil cuti haid atau melahirkan.
Kedelapan, regulasi terkait tenaga kerja asing, yang memungkinkan mereka bekerja tanpa penyelesaian administratif yang tepat. Dan terakhir, penghilangan beberapa sanksi pidana dari UU Nomor 13 Tahun 2003 yang dihapuskan oleh omnibus law cipta kerja.
sumber : okezone.com